Ribuan Penonton Saksikan Peresean di Taman Kota Giri Menang

Lombok Barat, NTB – Gelaran seni budaya tradisional Peresean yang bertajuk ‘Belage Pepadu Angoh Betukah Tatu Saling Kemos’ dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Lombok Barat ke-67 tahun 2025 semakin menarik perhatian masyarakat luas.

Antusiasme penonton terlihat meningkat signifikan seiring berjalannya waktu, khususnya pada hari ketiga pelaksanaannya yang berlangsung di Taman Kota Giri Menang Gerung.

Menanggapi lonjakan jumlah penonton ini, pihak Kepolisian Resort Lombok Barat dan Kepolisian Sektor Gerung mengambil langkah proaktif.

Dengan mengoptimalkan upaya pengamanan dan monitoring kegiatan untuk memastikan kelancaran dan ketertiban jalannya acara.

Antusiasme Meningkat, Pengamanan Ditingkatkan

Kapolres Lombok Barat, Polda NTB, AKBP Yasmara Harahap, S.I.K., melalui Kapolsek Gerung, Iptu I Gusti Agung Bayu Damana, menyatakan bahwa keramaian penonton menjadi indikator positif apresiasi masyarakat terhadap seni budaya Peresean.

Peningkatan jumlah pengunjung yang datang untuk menyaksikan para pepadu beraksi menjadi alasan kuat bagi aparat keamanan untuk lebih meningkatkan kewaspadaan.

“Secara umum, pegelaran seni budaya Peresean Belage Pepadu Angoh Betukah Tatu Saling Kemos ini makin ramai penonton dari hari ke hari,” ujar Iptu Bayu Damana.

Ia menambahkan bahwa, seiring dengan peningkatan antusiasme masyarakat, pihak Kepolisian baik Polres Lombok Barat maupun Polsek Gerung, mengoptimalkan pengamanan dan monitoring kegiatan ini.

“Untuk memastikan semua berjalan aman, tertib, dan kondusif bagi semua pihak,” ujarnya.

Pernyataan Kapolsek ini mencerminkan komitmen Polri dalam mendukung kegiatan budaya lokal sekaligus menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) selama acara berlangsung.

Kehadiran personel kepolisian di lokasi menjadi elemen penting dalam menciptakan rasa aman bagi seluruh pengunjung dan peserta.

Detail Pertandingan dan Tradisi Peresean

Pada hari ketiga pelaksanaan Peresean tersebut, Jumat (18/4/2025), yang dimulai tepat pukul 16.00 Wita, sebanyak 12 pertandingan seru tersaji di arena.

Pertandingan-pertandingan ini menampilkan para ‘pepadu’, sebutan bagi petarung Peresean.

Merupakan perwakilan warga masyarakat dari berbagai wilayah kabupaten/kota yang telah dikelompokkan sebelumnya.

Setiap pertandingan Peresean dipimpin oleh tiga orang wasit yang dikenal dengan sebutan ‘pekembar’.

Struktur perkembar terdiri dari satu orang pekembar tengah yang memimpin jalannya laga di dalam arena, dan dua orang pekembar pinggir yang bertugas mengawasi dari sisi arena.

Para pepadu bertanding dengan menggunakan perlengkapan tradisional yang khas, yaitu ikat kepala (sapuk).

Sebilah rotan sepanjang kurang lebih 1 meter sebagai alat pukul, dan sebuah tameng (ende) yang terbuat dari kulit sapi dan kayu sebagai penangkis.

Kemeriahan suasana semakin terasa berkat iringan musik tradisional Sasak yang ditabuh selama pertandingan berlangsung, memberikan semangat bagi para pepadu dan menghibur penonton.

Aturan dan Sportivitas dalam Arena

Secara teknis, setiap pertarungan antara dua pepadu dilakukan dalam empat ronde. Masing-masing ronde memiliki durasi sekitar tiga menit.

Meskipun Peresean melibatkan adu fisik dengan menggunakan rotan, nilai sportivitas dan keberanian sangat dijunjung tinggi oleh para pepadu maupun seluruh elemen yang terlibat.

Peresean bukanlah ajang untuk mencari musuh atau melukai lawan secara serius, melainkan sebuah tradisi yang menguji mental, ketangkasan, dan keberanian, di mana para pepadu akan berpelukan setelah pertandingan berakhir sebagai simbol persaudaraan.

Kemeriahan dalam Rangka HUT Lombok Barat

Pagelaran seni budaya Peresean ini merupakan bagian integral dari rangkaian acara memeriahkan HUT Kabupaten Lombok Barat ke-67 tahun 2025.

Diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat dengan mengusung tema “Berkolaborasi Menuju Sejahtera Dari Desa”.

Acara ini menjadi wadah untuk melestarikan dan memperkenalkan kekayaan budaya lokal Sasak kepada generasi muda dan masyarakat luas.

Pada hari kedua pelaksanaan Peresean, misalnya, Bupati Lombok Barat H. Lalu Ahmad Zaini beserta isteri turut hadir menyaksikan langsung.

Didampingi oleh Direktur RS Tripat dan Direktur PTAM Lombok Barat, menunjukkan dukungan penuh pemerintah daerah terhadap pelestarian budaya ini.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top